nomor togel kuburan

2024-10-08 19:40:10  Source:nomor togel kuburan   

nomor togel kuburan,live draw morocco 21,nomor togel kuburanJakarta, CNN Indonesia--

House of the Dragon musim kedua berakhir sama seperti musim pertamanya: ketika klan Targaryen yang terbelah menjadi kubu Black dan Green bersiap-siap untuk perang.

Epilog seperti ini tidak terlalu baik jika dinilai, karena repetitif dengan sebelumnya. Bahkan, bisa dibilang musim kedua House of the Dragon PHP (pemberi harapan palsu) kepada para penonton.

Lihat Juga :
Rekap House of the Dragon Season 2 Episode Finale

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Aksi inilah yang ditunggu-tunggu para penonton setia, ketika naga-naga "menari" di langit. Tidak heran jika episode 4 yang berjudul The Red Dragon and the Gold menjadi rating tertinggi musim kedua House of the Dragon.

Setelah itu, House of the Dragon season 2 kembali ke titik awal lagi. Banyak omong dan sedikit aksi hingga episode terakhir. Hal inilah yang membuat episode 8 dikritik habis-habisan oleh penggemar. Mereka merasa episode terakhir musim kedua ini antiklimaks, dan jika dipikir-pikir lagi, ya, memang benar.

Lihat Juga :
House of the Dragon 2 Banjir Kritik Negatif dari Penonton: Antiklimaks

Seandainya saja HBO rela merogoh kocek lebih dalam untuk House of the Dragon sehingga musim kedua bisa ditambah barang satu atau dua episode lagi, pastinya tim penulis bisa menyuguhkan setidaknya satu perang lagi dan diakhiri dengan cliffhangeryang lebih menarik agar penonton menantikan musim ketiga dengan antusias.

Meski demikian, saya tidak merasa musim kedua House of the Dragon itu begitu buruk. Saya malah merasa musim ini "pas" bagi selera saya.

Disclaimer: Saya tidak membaca novel-novel George R. R. Martin, termasuk Fire & Blood, sumber utama adaptasi House of the Dragon. Sehingga, saya menilai House of the Dragon season 2 objektif dari kacamata penonton serialnya saja.

[Gambas:Video CNN]



Lanjut ke sebelah...

Saya masih ingat rasanya mengikuti musim pertama House of the Dragon. Saya kebingungan berat karena ada begitu banyak karakter yang diperkenalkan dan adanya lompatan waktu sebanyak dua kali. Itulah yang membuat saya merasa tempo musim pertama terlalu cepat dan diburu-buru.

Namun, menurut saya tim produksi sudah belajar dari kesalahan dengan membuat tempo musim kedua lebih lambat--bagi banyak penonton malah terlalu lambat. Dengan begitu, musim kedua bisa memperlihatkan pengaturan strategi kedua kubu dan konsekuensi dari perang saudara yang membuat Rhaenyra Targaryen kerap ragu untuk mengirim pasukan ke medan perang.

Lihat Juga :
7 Penglihatan Daemon Targaryen di House of the Dragon 2 Episode 8

Alur cerita ini pun juga membuat saya belajar bahwa ternyata perang itu tidak semudah deklarasi, mengumpulkan pasukan, lalu perang. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan para pemangku kekuasaan sebelum mereka bertemu di medan perang.

Belum lagi soal peran perempuan sebagai pemimpin yang selalu diragukan oleh laki-laki karena merasa para ratu ini terlalu lemah lembut. Rhaenyra dan Alicent mesti membuktikan kepada laki-laki ini bahwa mereka juga mumpuni sebagai pemimpin. Patriarki dan misogini memang menyebalkan.

House of the Dragon season 2 (2024)Rhaenyra Targaryen (Emma D'Arcy) dan Alicent Hightower (Olivia Cooke) dalam House of the Dragon season 2 episode 8. (HBO via Warner Bros. Discovery)

Saya juga merasa musim kedua ini membuat saya semakin mengenal karakter-karakternya, seperti Rhaenyra yang ternyata sangat taat dengan Tuhan, Alicent Hightower yang galau setelah mencicipi konsekuensi dari perang yang dia inisiasikan, hingga Criston Cole--karakter yang kita semua benci karena kebrengsekannya--akhirnya menunjukkan kerentanannya hingga memantik sedikit simpati penonton.

Musim kedua ini juga memiliki banyak adegan-adegan yang apik. Misalnya, ketika Aegon murka setelah anaknya tewas, pertempuran Rhaenys-Meleys melawan Aegon-Sunfyre dan Aemond-Vhagar di Rook's Rest, ketiga anak haram menjadi penunggang naga yang baru, hingga deklarasi kesetiaan Daemon kepada Rhaenyra.

Lihat Juga :
Kenapa Jon Snow Tidak Muncul di House of the Dragon 2 Episode 8?

Ada banyak pula humor-humor kecil yang tersebar di sepanjang musim kedua, terutama yang berhubungan dengan adegan Daemon dengan Simon Strong di Harrenhal. Simon Strong bahkan saya dapuk sebagai Most Valuable Player(MVP) untuk House of the Dragon season 2. Tanpa kehadirannya, ekspresi mikronya, dan celetukan-celetukan kocaknya, musim kedua ini bakal terlalu serius.

Akting para aktor di House of the Dragon ini begitu menyihir, akan sangat salah jika satu atau dua orang tidak mendapat piala penghargaan. Menurut saya Tom Glynn-Carney yang berperan sebagai Aegon dan Emma D'Arcy sebagai Rhaenyra setidaknya harus masuk pertimbangan.

Saya juga ingin memuji departemen sound designatas kerja keras mereka menciptakan suara dan raungan naga-naga yang memiliki karakteristik berbeda. Salah satunya raungan Vermithor yang betul-betul membuat saya sangat takjub.

House of the Dragon season 2 (2024)Simon Strong (Simon Russell Beale) dan Daemon Targaryen (Matt Smith) dalam House of the Dragon season 2. (HBO via Warner Bros. Discovery)

Putusan saya terhadap House of the Dragon season 2 adalah tidak buruk-buruk amat walaupun aksi perangnya tidak sebanyak yang mereka janjikan ketika promosi. Setiap episodenya tetap memiliki adegan dan dialog yang menarik, hingga penyutradaraan, akting, dan sinematografinya tidak perlu diragukan lagi.

Namun, perlu kesabaran yang tebal untuk akhirnya bisa menyaksikan aksi Dance of the Dragons dua tahun lagi.

[Gambas:Infografis CNN]



Read more