dolan togel 168

2024-10-06 16:14:18  Source:dolan togel 168   

dolan togel 168,penyu 2d togel,dolan togel 168

Agus Gumiwang Jadi Jembatan Masuknya Kekuatan Besar ke dalam Golkar
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar terpilih Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) didampingi jajaran pimpinan DPP Partai Golkar(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menyebut terpilihnya Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Plt Ketua Umum Partai Golkar bisa jadi figur perantara ketuum definitif Golkar ke depan.

Umam melihat keterpilihan Agus Gumiwang sebagai Plt Ketum belum tentu akan mengantarkannya sebagai Ketua Umum Definitif di Munaslub yang bakal digelar 20 Agustus mendatang.

“AGK (Agu) bisa saja menjadi "figur antara", yang ditugaskan untuk menyiapkan terpilihnya Ketum definitif nantinya,” ucap Umam, Rabu (14/8).

Baca juga : Sebaiknya Pemilihan Plt Ketum Secara Musyawarah Mufakat

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) itu menilai Agus dan Ketum definitif nantinya bisa jadi menjadi bagian dari kekuatan yang dipersiapkan untuk menyiapkan karpet merah bagi masuknya kekuatan besar ke dalam Golkar.

“Salah satu isu yang berkembang belakangan ini adalah Presiden Joko Widodo dan putranya, Wapres terpilih, Gibran Rakabuming Raka,” ungkap Umam.

Terkait posisi Ketum definitif, Umam mengatakan sejumlah nama yang beredar antara lain Bahlil Lahadalia hingga Joko Widodo sendiri.

Baca juga : Mundurnya Airlangga Perpanjang Tren Suksesi di Golkar Tidak Normal

Munculnya nama Jokowi di tengah ontran-ontran politik internal Golkar, kata Umam, bisa menjelaskan betap besarnya kekuatan politik yang sukses "membuldoser" legitimasi kepemimpinan Airlangga Hartarto, yang notabene terbukti berjasa memenangkan Prabowo-Gibran dan berjaya dengan menambahkan 17 kursi legislatif Golkar di parlemen nasional.

“Jika betul ada faktor Jokowi di balik jatuhnya Airlangga, maka bisa dimengerti bagaimana "operasi sesar" atau "gerakan paksa" kemunduran Airlangga ini bisa diterjadi,” tegasnya.

“Kekuatan besar ini tampaknya ingin mengoptimalkan sumber daya dan kekuatan politiknya di ujung kekuasaan ini,” paparnya.

Baca juga : Golkar Yakin Pemilihan Plt Ketum Tak Bakal Alot

Namun, lanjut Umam, asumsi itu bukan berarti akan menjamin bahwa masuknya Jokowi bakal langsung mengisi pucuk pimpinan Golkar.

Umam menilai jika pilihan ini yang dilakukan, maka operasi politik tersebut akan terasa vulgar dan kasar, serta berpotensi melemahkan legitimasi kepemimpinannya.

Sebab, Umam menuturkan jika Jokowi langsung menjadi Ketum Golkar, maka Presiden RI itu harus melangkahi banyak otoritas, mulai dari aturan AD/ART & Peraturan Organisasi (PO) yang selama ini dihormati oleh kader-kader Golkar, dengan mewajibkan Ketum dijabat oleh anggota partai minimal 5 tahun.

Baca juga : Agus Gumiwang Paling Berpeluang Jadi Plt Ketua Umum

“Selain itu, Jokowi juga harus berhadapan dengan sekian banyak faksi-faksi kekuatan besar yang bernaung di dalam Golkar; meskipun kekuatan-kekuatan itu tetap bisa diajak negosiasi, kompromi atau bahkan diintervensi untuk mendukung kepemimpinan baru ini,” tegas Umam.

Sehingga opsi yang realitis dan bisa menjadi jalan tengah jika benar Jokowi ingin masuk ke Golkar adalah memilih Ketum definitif yang memiliki loyalitas tinggi terhadap Jokowi.

“Nama itu bisa saja ke Agus Gumiwang atau bahkan Bahlil Lahadalia yang dikenal cukup dekat dengan Jokowi. Diinfokan, Bahlil sudah mulai membangun basis kekuatan hilangga di level DPD dan DPC untuk pengambilan suara di Munaslub nantinya,” ujar Umam.

Umam juga mengingatkan Jokowi untuk harus berhitung apakah loyalitas Bahlil kepada dirinya bisa terjaga dengan baik hingga ujung agenda perjuangan kepentingan bisa diamankan.

“Sejumlah kalangan menanyakan, jika Bahlil bisa menelikung Airlangga yang telah memberinya kesempatan duduk di kursi menteri, apakah Bahlil bisa tetap loyal kepada Jokowi jika kekuasaan tertinggi nantinya dipegang oleh Prabowo di pemerintahan mendatang?” tandasnya. (Ykb/P-2)



Read more