asianslot88 link alternatif

2024-10-06 19:25:09  Source:asianslot88 link alternatif   

asianslot88 link alternatif,social turnamen pragmatic play,asianslot88 link alternatif

JPNN.com » Nasional » Hukum » Tak Setuju Pria Pemelihara Landak Jawa di Bali Dipenjara, Sahroni: Cukup Diberi Peringatan

Tak Setuju Pria Pemelihara Landak Jawa di Bali Dipenjara, Sahroni: Cukup Diberi Peringatan

Minggu, 08 September 2024 – 17:25 WIB Tak Setuju Pria Pemelihara Landak Jawa di Bali Dipenjara, Sahroni: Cukup Diberi PeringatanFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comWakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyoroti kasus yang menimpa I Nyoman Sukena, warga Badung, Bali yang ditangkap dan diadili lantaran ketahuan memelihara landak Jawa yang sudah langka.

Nyoman Sukena pun terancam hukuman 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 100 juta akibat memelihara hewan dilindungi tersebut.

Kasus Nyoman Sukena menjari viral lantaran pria itu sempat menangis histeris saat keluar dari ruang sidang Pengadilan Negeri Denpasar, Bali.

Baca Juga:
  • Kasus Prostitusi Berujung Maut Tewaskan 2 Warga Jambi, Suami Si Wanita Tersangka

Sukena sendiri mengaku tidak mengetahui aturan yang disangkakan terhadap dirinya, yakni melanggar Undang-Undang (UU) Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Nah, Sahroni menilai Nyoman Sukena yang telah memelihara landak Jawa dilindungi itu seharusnya cukup diberi peringatan sebelum

"Seharusnya yang bersangkutan cukup diberi peringatan dan membuat pernyataan. Jangan tiba-tiba berujung pidana dan denda seperti ini, apalagi dia sudah menyebut tidak tahu soal aturan tersebut," kata Sahroni melalui siaran pers, Sabtu (8/9/2024).

Baca Juga:
  • Pria Korban Penembakan di Balaraja Meninggal Dunia, Pelakunya

Legislator Partai NasDem itu bahkan mendorong pemidanaan terhadap warga Badung itu ditinjau ulang.

"Saya rasa penanganan kasus ini harus dikaji ulang, sangat tidak adil,” ucap politikus asal Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.

Read more